Penjara Soekamiskin

Penjara Sukamiskin



Lapas Sukamiskin dibangun sejak tahun 1918. Pembangunan Lapas memakan waktu yang cukup lama hingga baru difungsikan tahun 1924. Pembangunan penjara memang berbanding lurus dengan kemajuan perkotaan. Oleh karena itu, pembangunan penjara sangat diperlukan dalam rangka membina kesetiaan masyarakat jajahan kepada pemerintahan kolonial untuk menghindari pembangkang.
Awal nama Lapas Sukamiskin adalah Straft Gevangenis Voor Intelectuelen yang berarti Penjara untuk Kaum Intelektual. Memang pada saat itu, Lapas ini ditujukan untuk para tahanan Eropa dan kaum intelektual pribumi. Penamaan Sukamiskin pun muncul dari sebutan masyarakat sekitar. Asal penamaan Lapas Sukamiskin pun tidak diketahui secara jelas dalam sejarah.

terdapat dua asumsi asal muasal nama Lapas Sukamiskin.Asal nama Sukamiskin secara epistimologis berasal dari bahasa Arab, suq yang berarti pasar dan misk yang berarti minyak wangi. Dahulu, terdapat salah satu pesantren tertua di Bandung yang berlokasi di Sukamiskin. Makna dari kata pasar dan parfum memiliki dua asumsi. Asumsi pertama, daerah tersebut merupakan pasar minyak wangi.
Asumsi kedua, pengertian pasar minyak wangi adalah perumpaan bagi sebuah pesantren tertua yang ada di daerah tersebut kala itu bernama Pesantren Sukamiskin. Pesantren tersebut diumpamakan sebagai wangi parfum yang mengundang para santri untuk berguru disana..
foto by news.detik.com


Lokasi Lapas Sukamiskin pada zaman Belanda merupakan kawasan di luar kota, sehingga untuk sampai ke Lapas seluas dua hektare dan memiliki lebih dari 500 kamar ini membutuhkan perjalanan yang cukup lama.  Walaupun demikian, penjara Sukamiskin termasuk dalam penjara yang mewah pada masanya.Penjara Sukamiskin memiliki nilai historis yang tinggi karena Presiden pertama Republik Indoesia, Ir. Soekarno pernah mendekam di sana pada tahun 1930. Schoemaker merancang Penjara sukamiskin sangat melihat posisi dan jugaruang dari penjara maka tidak heran penjara ini masih digunakan untuk penjara

 sumber:Yulianto,Sumalyo .Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia :mengetengahkan arsitek dan biro arsitek :Maclaine Pont,Thomas Karsten,C.P.Wolff Schoemaker,C.Citroen,Cuysper Hulswit ,Algemen Ingenieurs Architekten

Komentar