Komunitas Peri Bandung


Peri Bandung dibentuk sebagai wadah diskusi tentang papercraft baik designer ataupun builder, pamer karya, hingga portof
olio teman-teman Peri di Bandung.

Peri Bandung sendiri merupakan bagian dari perikertas, yang berpusat di Jakarta.

komunitas Peri di Bandung sudah cukup lama berdiri dan berhasil mengisi kegiatan Workshop dan pameran yang di selenggarakan di Bandung dan sekitarnya seperti acara baru-baru ini "de syukron jabar festival","pinkplop"di gasibu dan event-even lain yang membuat komunitas ini menjadi komunitas yang paling di gandrungi anak muda

komunitas ini memiliki 250 anggotadan dan 25 anggota aktif sebagai pengurus ,anggota komunitas ini  berasal  dari berbagai kalangan sperti pelajar SMA,Mahasiswa,bahkan para pegawai yang mulai bekerja,mereka satu nasib yaitu menyukai seni PAPERCRAFT

PeRI merupakan singkatan dari Paper Replika Indonesia. Ya, komunitas ini memang bergerak di bidang kerajinan kertas. Dalam bahasa jepang, kesenian ini disebut 'ichinogami'. "Selain di Jepang, baru berkembang di Eropa dan Indonesia," tutur Dani Hamdani, designer sekaligus builder di PeRI Bandung.

Komunitas ini terbentuk dari forum di Kaskus pada akhir 2009. Saat itu, mereka masih beranggotakan empat orang. Kata 'Bandung' sendiri ditambahkan karena komunitas ini merupakan regional dari Paper Replika Indonesia yang berpusat di Jakarta.

Beragam bentuk telah dibuat replikanya oleh komunitas ini. Pada event Jazzcraft Vaganza 2010 silam di Kota Baru Parahyangan misalnya, mereka banyak menampilkan replika pasangan: orang, wayang, hingga hewan. Bentuknya yang imut menjadi daya tarik tersendiri bagi orang awam untuk ikut membuat kerajinan ini.

Menurut Dani, secara garis besar kerajinan ini bisa dibagi ke dalam dua tingkat. Pertama adalah yang simpel yaitu membuat paper toy. Pada tingkat ini, model untuk replika yang dibuat umumnya sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat yang lebih lanjut adalah expert. Biasanya pelakunya adalah orang yang sudah cukup lama berkecimpung dalam paper replika. Selain memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaannya, model pada tingkat ini umumnya lebih detail.

Untuk mengerjakan yang expert, Dani mengungkapkan ia lebih tertarik membuat replika pesawat tempur. Ia juga pernah membuat replika Bumble Bee, autobots dalam film Transformers yang pengerjaannya memakan waktu tiga hari.

Namun Dani mengaku, di antara semua karya yang pernah dibuatnya, paling sulit adalah membuat replika Red October Submarine, kapal angkatan laut dalam film "The Hunt for Red October". "Dari mendesain sampai jadi memakan waktu tiga bulan," tuturnya sambil tertawa ringan mengenang pembuatan replika sepanjang 50 cm itu.

Tahapan membuat replika memang memerlukan waktu khusus. Dani sendiri sering memulainya dari mendesain bentuk yang diinginkan secara 3D di software. Setelah itu, desain dikonversi ke dalam bentuk 2D dan dan dirapikan di Corel Draw. "Untuk desainer, harus bisa software," tambah Dani.

Lamanya pengerjaan satu replika kadang membuat desainer sekaligus builder seperti Dani jenuh. Untuk menyiasatinya, ia kadang 'selingkuh'. "Pindah dulu mengerjakan model yang lain untuk memancing mood," jelasnya.

Jika belum bisa mendesain sendiri, komunitas ini menyediakan beberapa contoh model di websitenya. Builder atau orang yang ingin membuat replika tinggal mengunduh dan mengeprint. "Untuk model kecil, bisa dengan kertas BC 180-200 gram. Model besar bisa menggunakan kertas jasmine/art paper," saran Dani.

Selain mengenalkan kerajinan paper replika kepada masyarakat luas, Dani mengungkapkan komunitas ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya mengedukasi bagaimana cara memotong dan melipat kertas yang benar. "Juga mengasah motorik," tambahnya.

Kegiatan mereplika ini juga cocok dijadikan alternatif ngabuburit di bulan Ramadhan. "Sebab melatih kesabaran dan ketelitian melihat instruksi," kata Dani sambil tergelak. Ya, mereplika sebuah model memang memerlukan ketelitian khusus agar hasilnya dapat sesuai harapan.

Tertarik bergabung dengan komunitas yang sudah beranggotakan sekitar 200 orang ini? Mereka biasa berdiskusi melalui forum di Kaskus, tempat awal berdirinya komunitas ini. Selain itu, PeRI Bandung juga bisa dihubungi melalui Facebook Peri Bandung atau twitternya@peribdg. 

from @maringansitompu













Komentar